kali ini gua pingin ngepos makalah sebenarnya ini makalah sdikerjakan dengan teman tapi semoga gak apa ,, cuma sekedar membagi, karena berbagi itu indah
MAKALAH MUHAMMAD IQBAL
BAB II
PEMBAHASAN
1. Biografi
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, India, pada tanggal 9
November 1877, dan wafat pada tanggal 21 April 1938.
Pada waktu Muhammad Iqbal menerima pendidikan dari ayahnya. Mula-mula
sekali ia belajar al-Quran. Kemudian masuk ke Murry College. Gurunya
antara lain ialah Mir Hasan. Seorang ulama besar dan guru dalam Ilmu
Ke-susasteraan Persia dan Arab.
Muhammad Iqbal menyelesaikan studinya di Sialkot, lalu melanjutkan
pendidikan keGovernment College di Lahore sampai memperoleh gelar
Magister-nya.
Ketika berusia sekitar 29 tahun (1905), Muhammad Iqbal melanjutkan
pendidikannya dalam bidang filsafat di Universitas Cabrigde Inggris. Dua tahun
kemudian (1907), ia pindah dan melanjutkan studinya di Munich Trinity
College, Jerman Barat, sampai memperoleh gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang
tasawuf. Pada tahun 1908, Muhammad Iqbal kembali ke Lahore. Tidak lama kemudian,
ia bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat.
Muhammad Iqbal dianugerahi gelar Sir oleh
pemerintah Inggris Pada tahun 1922, karena jasanya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, terutama sastra Inggris dan Filsafat. Pada tahun 1928 dan awal
tahun 1929, ia mengadakan perjalanan ke India Selatan. Demi kepentingan politik
India, kemudian ia memasuki lapangan politik. Prestasi politiknya ditandai oleh
keperpilihannya sebagai presiden Liga Muslimin pada tahun 1930. Kemudian, dua
kali ia mengikuti Perundingan Meja Bundar yang diselenggarakan di London,
Inggris. Selain itu, ia pun pernah turut menghadiri Konfresensi Islam di
Yerussalem.
2. Setting Sosial
Di India terdapat dua umat besar yakni umat beragama Islam dan umat
beragama Hindu. Punjab merupakan daerah mayoritas beragam Islam. Kebijakan yang
berlaku saat itu tidak mendukung umat Islam untuk berbuat banyak. Pada waktu
yang sama, beberapa kejadian menyebabkan jurang lebih besar antara umat Hindu
dan umat Muslim. Terdapat hura-hura komunal yang serius di Multa dan
tempat-tempat lain. Swami Shardanand memulai suatu gerakan yang diatur dengan
baik dan untuk menjadikan orang-orang Muslim menjadi Hindu, dan ini sudah
barang tentu ditolak dengan keras oleh umat Muslim. Pandit Madan Mohan Malviya
memulai dengan gerakan Hindu Sanathand ( Konsolidasi Hindu) tetapi ini tidak
bisa berkembang karena orang-orang Hindu terpelajar melihat bahwa kepentingan
mayoritas lebih diutamakan. Di Punjab administrasi Mahkamah Tinggi dibawah Sir
Shadilal, yang kebijaksanaannya tampak menyingkirkan setiap Muslim yang cakap
dan mempunyai bibit harga diri, merupakan soal lain yang menyedihkan.
Iqbal mempelajari situasi itu dan sadar bahwa perang tidak akan membawa
kepada penciptaan kebangsaan yang satu, umat islam India harus menuju pada
pembentukan negara tersendiri, terpisah dari negara Hindun di India. Dan
mempengaruhi dengan pendapat Iqbal agar umat islam harus selalu bergerak
mengambil bagian atau paham dinamismenya. Dan sejak akhir abad kee-19,
pemuda-pemuda muslim mulai terpukau oleh daya tarik pendidikan barat. Mereka
merangkul universitas-universitas yang didirikan pemerintah Inggris ( British
). Hal-hal yang menggembirakan dari mereka adalah memperoleh kesempatan untuk
melihat peradaban barat dan mengevaluasi ciri-ciri mendasar dari peradabannya.
Melalui filsafat dan kesusastraaan barat ( accident ). Mereka
mempelajarinya secara instink dapat memahami tatanan materialistik dan
nasionalisme congkak yang mendasari kesadaran kolektifnya. Namun patut
disayangkan, tanda-tanda krisis batin dan degenerasi spiritual Muslim terutama
pada pemimpin-pemimpinnya.
Hal itulah yang membuat Iqbal berontak dan ia menegaskan bahwa pendidikan
modern adalah jahat, oleh karena ia melalaikan mental, moral dan perkembangan
spiritual bagi generasi-genersi muda.
3. Ide Dan Pokok Pemikiran Muhammad Iqbal
Corak pemikiran Iqbal diwarnai oleh filsafat karena dia adalah seorang
filosof. Adapun ide dan pokok pikirannya yaitu:
a. Keseimbangan Jasmani Dan Rohani
Dalam pandangan Iqbal, perkembangan
individu memiliki implikasi bahwa ia harus dapat mengembangkan kekayaan batin
dari eksistensinya. Pengembangan kekayaan batin ini tidak dapat dilaksanakan
dengan melepaskannya dari kaitan materi. Seorang individu dituntut untuk dapat
hidup sebagai manusia sosial secara mapan dan mampu menjadi hamba Tuhan yang
taat dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Oleh karena itu, antara jasmani sebagai realitas dengan ruhani sebagai ide
harus dipadukan dalam proses pemngembangan individu. Seorang individu yang
ingin mendapatkan kebahagiaan yang hakiki (dunia dan akhirat) ia harus dapat
menyeimbangkan antara semangat keilmuannya dengan semangat keberagamaannya.
b. Pendidikan watak
Apabila manusia melengkapi diri dengan sifat individualitas yang dapat
berkembang secara optimal, yang kemudian dilandasi dengan keimanan yang
tangguh.
Watak ini mencakup sensitivitas dan
kekuatan. Sensitive terhadap perikemanusiaan dan nilai – nilai ideal, serta
kekuatan dalam berpegang pada maksud yang telah dicetuskan dalam kalbu. Untuk
dapat mengembangkan watak seperti ini, menurut Iqbal pendidikan hendaknya
memupuk tiga sifat, yaitu keberaniaan, toleransi, dan keprihatinan.
c.
Pandangan kreatif tentang pendidikan
Pendidikan itu hendaknya bersifat
dinamis dan kreatif dan diarahkan untuk memupuk dan memberikan kesempatan gerak
kepada semangat kreatif yang bersemayam dalam diri manusia serta
mempersenjatainya dengan kemaun dan kemampuan untuk menguasai bidang seni dan
ilmu pengetahuan yang baru, kecerdasan dan kekuatan.
d.
Ketuhanan
Pemahaman Iqbal tentang ketuhanan
yakni bahwa Tuhan adalah Ego Mutlak, karena Dia meliputi segalanya. Tidak ada
sesuatupun di luar Dia. Dia merupakan segala sumber kehidupan dan sumber dari
mana ego-ego bermula yang menunjang kehidupan itu
4.
Pemikiran Muhammad Iqbal
tentangPendidikan
a.
Kurikulum
Adapun isi kurikulum pendidikan menurut Muhammad Iqbal
adalah: Isi kurikulum pendidikan harus mencakup agama, sejarah, ilmu
pengetahuan dan teknologi.Muhammad Iqbal berpendapat bahwa agama adalah suatu
kekuatan dari kepentingan besar dalam kehidupan individu juga masyarakat.
Apabila pengetahuan dalam arti ini tidak ditempatkan
dibawah agama, ia akan menjelma menjadi kekuatan syetan. Pengertian dalam arti
ini dipandang berfungsi sebagai langkah pertama dalam rangka mendapatkan pengetahuan
yang sebenarnya. Oleh karenanya kitab merupakan sarana dalam penyampaian ilmu
pengetahuan. Jadi menurut
Muhammad Iqbal, antara agama dan ilmu pengetahuan harus berjalan secara
selaras, karena agama mampu menyiapkan manusia modern untuk memikul tanggung
jawab yang besar yang dimana ilmu pegetahuan juga pasti terlibat. Adanya
pengkategorian ilmu pengetahuan dan agama menurut Iqbal adalah suatu tindakan
yang kurang bijaksana.
b.
Tujuan
pendidikan
Pendidikan
merupakan daya budaya yang mempengaruhi kehidupan perorangan maupun kelompok
masyarakat untuk membentuk manusia mukmin sejati atau yang biasa disebut dengan
Insan Kamil.
Adapun
rincian dari tujuan penudidikan itu, di antaranya:
1. Pendidikan tidak semata-mata untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akherat dalam pengenalan jiwa dengan Tuhan.
2. Tujuan akhir dari pendidikan hendaknya dapat
memperkokoh dan memperkuat individualitas dari semua pribadi, sehingga mereka
dapat menyadari segala kemungkinan yang dapat saja menimpa mereka.
3. keseluruhan potensi manusia yang
mencangkup intelektual, fisik dan kemauan untuk maju. Dalam kaitanya dengan ini
Muhammad Iqbal menjelaskan beberapa pemikiranya tentang kehendak kreatif. Hidup
adalah kehendak kreatif yang oleh Muhammad Iqbal disebut dengan Soz. Yaitu diri yang selalu bergerak kesatu arah. Aktivitas
kreatif, perjuangan tanpa henti dan partisipasi aktif dalam permaslahan dunia
harus menjadi tujuan hidup. Berkat kreativitas itulah manusia telah berhasil
mengubah dan menggubah yang belum tergarap dan belum terselesaikan dan
mengisinya dengan aturan dan keindahan.
4. Tujuan pendidikan harus mampu memecahkan
masalah-masalah baru dalam kondisi perorangan dan masyarakat atau menyesuaikan
dengan kondisi masyarakat.
c.
Metode
Pembelajaran
Metode pendidikan merupakan bagian dari alat-alat
pendidikan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode pendidikan
didasarkan pada tingkat usia anak didik berdasarkan pertimbangan periode perkembangan
anak didik. Adapun metode
pendidikan yang sesuai menurut Muhammad Iqbal adalah:
1. Self activity: metode yang terbuka bebas bagi keaktifan sendiri.
Metode ini di gunakan untuk mencari potensi diri atau mengembangkan potensi
diri peserta didik dengan kebebasan mengembangkan kreativitas sesuai dengan
yang di kehendaki.
2. Learning by doing. Jenis
pengajaran yang di kehendakinya adalah menghadapkan siswa pada situasi baru
yang mengundang mereka untuk bekerja dengan penuh kesdaran akan tujuan yang di
galinya dari sumber yang tersedia dalam lingkungan mereka. Metode eksperimen
sangat di butuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan pengetahuan
tidak hanya sekeder bersifat teoritis saja akan tetapi perlu pembuktian dan
aktualisasi.
3. Tanya jawab: Menurut Muhamamad Iqbal
pendidikan harus mampu untuk mencetak pribadi yang kritis, yaitu terus bertanya
dan tidak begitu saja menerima pandangan atas dasar kepercayaan belaka.
4. Metode proyek atau unit adalah cara
penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari sesuatu dan bermakna. Penggunaan
metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah masalah,
kemudian di bahas dari yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan harus ditinjau dari berbagai macam segi agar tuntas dalam
melibatkan mata pelajaran yang ada kaitannya sebagai sumber dari pemecahan
masalah tersebut. Metode pengajaran seperti metode proyek, sepanjang bertopang
pada kegiatan yang tertuju kepada sasaran, lebih besar kemungkannaya untuk
mengembangkan sikap intelektual yang tepat daripada metode tradisional yang
lebih mengutakan ingatan serta cara belajar yang pasif.
5. Metode pemecahan masalah atau problem solving .
Bukan hanya sekedar metode berfikir sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainya yang di mulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
d.
Peserta
didik
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan
berkembang, baik fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pendidikannya
melalui proses pendidikann. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang
konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Pemikiran Muhammad
Iqbal tentang pendidikan khususnya pada peranan peserta didik adalah berpangkal
pada kebebasan manusia. Manusia merupakan ego yang memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihan sendiri dengan segala konsekuensinya. Dengan kebebasannya
itu, peserta didik memungkinkan untuk diarahkan agar memiliki kreativitas
berfikir tinggi sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat dipergunakan
untuk menjawab berbagai tantangan dimasa sekarang dan akan datang yangmerupakan
dampak negatif dari globalisasi dan industrialisasi. Muhammad Iqbal sepenuhnya meyakini
besarnya nilai kebudayaan suatu masyarakat terhadap pendidikan serta terhadap hak
pengembangan idividu. Muhammad Iqbal mengharap agar sekolah dapat membina dan
mengembangkan pribadipribadi yang bebas, berani dan kreatif.
e.
Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggungjawab
memberi bimbingan atau bantuan kepoada anak didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Allah SWT.
Muhammad Iqbal berpendapat bahwa tumbuh kembangnya
individualitas tidak mungkin terjadi tanpa kontak langsung dengan lingkungan
yang konkrit dan dinamis.
Sikap pendidik yang baik menurut Muhammad Iqbal adalah dengan jalan
membangkitkan kesadaran yang sungguh pada anak didiknya berkenaan dengan aneka
ragam relasi dengan lingkungannya dan dengan jalan demikian merangsang
pembentukan sasaran-sasaran baru secara kreatif.
Muhammad Iqbal kurang menyetujui pendidikan sistem
kelas, maksudnya guru yang mengurung siswanya diantara keempat dinding
kelasnya. Hal ini dikarenakan bahwa anak perlu berhubungan dengan alam dalam
setiap proses belajarnya, yaitu untuk menumbuhkan kreativitasnya.
5.
Analisa Pemikiran
Ajaran dinamisme yang diserukan oleh muhammad iqbal
sebenarnya tidak bertentangan dewngan islam. Alqur’an senantiasa menyalurkan
pemakaian akal terhadap ayat atau tanda
yang terdapat dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang menjadi
malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dan tidak memperhatikan
tanda-tanda itu akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang . konsep islam
mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Kemajuan serta
kemunduran dibuat tuhan silih berganti diantara bangsa-bangsa yang mendiami
bumi ini. ini mengandung arti dinamisme.
Islam menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam
ini bersifat statis. Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya
gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia. Dan prinsip yang dipakai soal gerak dan perubahan itu ialah
ijtihad-ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan islam.
Faham dinamisme islam yang ditonjolkan inilah yang
membuat iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan diindia. Dalam
syair-syairnya ia mendorong umat islam supaya bergerak sedangkan hukum hidup
ialah menciptakan, maka iqbal berseru kepada umat islam supaya bangun dan
menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut
bahwa kafir yang aktif itu lebih baik dari pada islam yang tidur. Dan iqbal
juga menyebutkan jalan yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai
umat minoritas di anak benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan
luar.
Dan demikian pemikiran muhammad iqbal untuk mendirikan
negara sendiri akhirnya terwujud setelah sepuluh tahun ia meninggal dengan nama
negara Pakistan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, India, pada tanggal 9
November 1877, dan wafat pada tanggal 21 April 1938. Beliau merupakan tokoh
ilmuan besar yang berpengaruh di pakistan saat itu . diantara idepokok
pemikiran beliau adalah Keseimbangan Jasmani Dan Rohani, Pendidikan watak, Pandangan kreatif tentang pendidikan dan
ketuhanan.
beliau juga sosok tokoh yang banyak
menyumbang pemikiran terhadap pendidikan yang diantaranya yaitu mencakup
tentang kurikulum, tujuan pendidikan, metode pendidikan, peserta didik dan
pendidik.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Herry,
Muhammad, dkk. 2006. Tokoh- Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20,
Jakarta: Gema Insani Press
·
Solahudin, sugeng,
2008. Teori
dan model kepemimpinan dalam Pendidikan Islam, pekalongan: STAIN PRESS
·
salahudin,
anas, 2011. Filsafat Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia
·
Saiyidain,
K.G; 1981. Iqbal Educational Philosophy, penerjemah : M.I Soelaeman, Bandung:
CV Diponegoro