Senin, 03 Maret 2014

kebingungan

sebelumnya ane mau ngejelasin dulu kenapa tulisan itu aku buat sebenarnya hanya untuk cerminan kenapa ane tiap meliatnya bukanya semakin suka tapi semakin sayang maksudnya sayang kalo gak dideekatin, sayang kalo dicuekin tapi terkadang terkesan malu karena tipe si dia beda dengan yang lain entah cuma ane yang ngeliatnya cuma dari sisi yang ane suka atau gimana tapi jelas bagi ane dia sempurna,. terkadang bayangannya selalu mengganggu tapi namanya mengganggu seindah apapun dia kalo mengganggu sungguh gak enak , benaar aku sayang tapi dalam kaitan ini beda, 
sebenarnya mendekati dia memang banyak gak eanknya pertama gak enak dia cuek karena memandang ane seperti orang baru kenal kan ganggu benar itu so0b.. yang kedua saat diajak bicara saya bingung kenapa saya jadi serba salah bicara tah mudah tapi kalo melihatnya jadi susah,, wooh,, tapi waduh tanpa peduuli kepoin ke tiga saya telah melupakan topik kali ini ,, diatas jelas gambar tulisan tersebut mnjelaskan cinta itu sulit, didekati menjauh dijauhi malah mendekat,,. seakan yang diinginkan yang jauh tapi yang dekatpun juga jauh menjauh,,. salah salah ane jadi gila,,. seperti tulisan saya di facebook otak jadi gila ,, ya gila saya tinggal ngomong gila dah selesai,, kan yang ngomong m,asalah saya yang melupakan omongan juga saya ,,. sulit memang dijelaskan,, semoga dia bisa ilang dari pikiran sudah cukup dia menjauh tapi dip[ikiran masih nempel yo naudzubillah minzalik.. sebenarnya kriteria pacaran itu sulit,, karena kmita mandang melihat cuma pacaran yang menjadi fokus kajian kali ini .


MUHAMMAD IQBAL

 kali ini gua pingin ngepos makalah sebenarnya ini makalah sdikerjakan dengan teman tapi semoga gak apa ,, cuma sekedar membagi, karena berbagi itu indah

MAKALAH MUHAMMAD IQBAL
BAB II
PEMBAHASAN
1.    Biografi
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, India, pada tanggal 9 November 1877, dan wafat pada tanggal 21 April 1938.[1]
Pada waktu Muhammad Iqbal menerima pendidikan dari ayahnya. Mula-mula sekali ia belajar al-Quran. Kemudian masuk ke Murry College. Gurunya antara lain ialah Mir Hasan. Seorang ulama besar dan guru dalam Ilmu Ke-susasteraan Persia dan Arab.
Muhammad Iqbal menyelesaikan studinya di Sialkot, lalu melanjutkan pendidikan keGovernment College di Lahore sampai memperoleh gelar Magister-nya.
Ketika berusia sekitar 29 tahun (1905), Muhammad Iqbal melanjutkan pendidikannya dalam bidang filsafat di Universitas Cabrigde Inggris. Dua tahun kemudian (1907), ia pindah dan melanjutkan studinya di Munich Trinity College, Jerman Barat, sampai memperoleh gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang tasawuf. Pada tahun 1908, Muhammad Iqbal kembali ke Lahore. Tidak lama kemudian, ia bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat.
Muhammad Iqbal dianugerahi gelar Sir oleh pemerintah Inggris Pada tahun 1922, karena jasanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama sastra Inggris dan Filsafat. Pada tahun 1928 dan awal tahun 1929, ia mengadakan perjalanan ke India Selatan. Demi kepentingan politik India, kemudian ia memasuki lapangan politik. Prestasi politiknya ditandai oleh keperpilihannya sebagai presiden Liga Muslimin pada tahun 1930. Kemudian, dua kali ia mengikuti Perundingan Meja Bundar yang diselenggarakan di London, Inggris. Selain itu, ia pun pernah turut menghadiri Konfresensi Islam di Yerussalem.

2.    Setting Sosial
Di India terdapat dua umat besar yakni umat beragama Islam dan umat beragama Hindu. Punjab merupakan daerah mayoritas beragam Islam. Kebijakan yang berlaku saat itu tidak mendukung umat Islam untuk berbuat banyak. Pada waktu yang sama, beberapa kejadian menyebabkan jurang lebih besar antara umat Hindu dan umat Muslim. Terdapat hura-hura komunal yang serius di Multa dan tempat-tempat lain. Swami Shardanand memulai suatu gerakan yang diatur dengan baik dan untuk menjadikan orang-orang Muslim menjadi Hindu, dan ini sudah barang tentu ditolak dengan keras oleh umat Muslim. Pandit Madan Mohan Malviya memulai dengan gerakan Hindu Sanathand ( Konsolidasi Hindu) tetapi ini tidak bisa berkembang karena orang-orang Hindu terpelajar melihat bahwa kepentingan mayoritas lebih diutamakan. Di Punjab administrasi Mahkamah Tinggi dibawah Sir Shadilal, yang kebijaksanaannya tampak menyingkirkan setiap Muslim yang cakap dan mempunyai bibit harga diri, merupakan soal lain yang menyedihkan.[2]
Iqbal mempelajari situasi itu dan sadar bahwa perang tidak akan membawa kepada penciptaan kebangsaan yang satu, umat islam India harus menuju pada pembentukan negara tersendiri, terpisah dari negara Hindun di India. Dan mempengaruhi dengan pendapat Iqbal agar umat islam harus selalu bergerak mengambil bagian atau paham dinamismenya. Dan sejak akhir abad kee-19, pemuda-pemuda muslim mulai terpukau oleh daya tarik pendidikan barat. Mereka merangkul universitas-universitas yang didirikan pemerintah Inggris ( British ). Hal-hal yang menggembirakan dari mereka adalah memperoleh kesempatan untuk melihat peradaban barat dan mengevaluasi ciri-ciri mendasar dari peradabannya. Melalui filsafat dan kesusastraaan barat ( accident ). Mereka mempelajarinya secara instink dapat memahami tatanan materialistik dan nasionalisme congkak yang mendasari kesadaran kolektifnya. Namun patut disayangkan, tanda-tanda krisis batin dan degenerasi spiritual Muslim terutama pada pemimpin-pemimpinnya.
Hal itulah yang membuat Iqbal berontak dan ia menegaskan bahwa pendidikan modern adalah jahat, oleh karena ia melalaikan mental, moral dan perkembangan spiritual bagi generasi-genersi muda.

3.    Ide Dan Pokok Pemikiran Muhammad Iqbal
Corak pemikiran Iqbal diwarnai oleh filsafat karena dia adalah seorang filosof. Adapun ide dan pokok pikirannya yaitu:

a.    Keseimbangan Jasmani Dan Rohani
Dalam pandangan Iqbal, perkembangan individu memiliki implikasi bahwa ia harus dapat mengembangkan kekayaan batin dari eksistensinya. Pengembangan kekayaan batin ini tidak dapat dilaksanakan dengan melepaskannya dari kaitan materi. Seorang individu dituntut untuk dapat hidup sebagai manusia sosial secara mapan dan mampu menjadi hamba Tuhan yang taat dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Oleh karena itu, antara jasmani sebagai realitas dengan ruhani sebagai ide harus dipadukan dalam proses pemngembangan individu. Seorang individu yang ingin mendapatkan kebahagiaan yang hakiki (dunia dan akhirat) ia harus dapat menyeimbangkan antara semangat keilmuannya dengan semangat keberagamaannya.

b.    Pendidikan watak
Apabila manusia melengkapi diri dengan sifat individualitas yang dapat berkembang secara optimal, yang kemudian dilandasi dengan keimanan yang tangguh.
Watak ini mencakup sensitivitas dan kekuatan. Sensitive terhadap perikemanusiaan dan nilai – nilai ideal, serta kekuatan dalam berpegang pada maksud yang telah dicetuskan dalam kalbu. Untuk dapat mengembangkan watak seperti ini, menurut Iqbal pendidikan hendaknya memupuk tiga sifat, yaitu keberaniaan, toleransi, dan keprihatinan.
c.    Pandangan kreatif tentang pendidikan
Pendidikan itu hendaknya bersifat dinamis dan kreatif dan diarahkan untuk memupuk dan memberikan kesempatan gerak kepada semangat kreatif yang bersemayam dalam diri manusia serta mempersenjatainya dengan kemaun dan kemampuan untuk menguasai bidang seni dan ilmu pengetahuan yang baru, kecerdasan dan kekuatan.

d.   Ketuhanan
Pemahaman Iqbal tentang ketuhanan yakni bahwa Tuhan adalah Ego Mutlak, karena Dia meliputi segalanya. Tidak ada sesuatupun di luar Dia. Dia merupakan segala sumber kehidupan dan sumber dari mana ego-ego bermula yang menunjang kehidupan itu[3]

4.    Pemikiran Muhammad Iqbal tentangPendidikan
a.    Kurikulum
Adapun isi kurikulum pendidikan menurut Muhammad Iqbal adalah: Isi kurikulum pendidikan harus mencakup agama, sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi.Muhammad Iqbal berpendapat bahwa agama adalah suatu kekuatan dari kepentingan besar dalam kehidupan individu juga masyarakat.
Apabila pengetahuan dalam arti ini tidak ditempatkan dibawah agama, ia akan menjelma menjadi kekuatan syetan. Pengertian dalam arti ini dipandang berfungsi sebagai langkah pertama dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang sebenarnya. Oleh karenanya kitab merupakan sarana dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Jadi menurut Muhammad Iqbal, antara agama dan ilmu pengetahuan harus berjalan secara selaras, karena agama mampu menyiapkan manusia modern untuk memikul tanggung jawab yang besar yang dimana ilmu pegetahuan juga pasti terlibat. Adanya pengkategorian ilmu pengetahuan dan agama menurut Iqbal adalah suatu tindakan yang kurang bijaksana.


b.    Tujuan pendidikan
Pendidikan merupakan daya budaya yang mempengaruhi kehidupan perorangan maupun kelompok masyarakat untuk membentuk manusia mukmin sejati atau yang biasa disebut dengan Insan Kamil.
Adapun rincian dari tujuan penudidikan itu, di antaranya:
1.    Pendidikan tidak semata-mata untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat dalam pengenalan jiwa dengan Tuhan.
2.    Tujuan akhir dari pendidikan hendaknya dapat memperkokoh dan memperkuat individualitas dari semua pribadi, sehingga mereka dapat menyadari segala kemungkinan yang dapat saja menimpa mereka.
3.     keseluruhan potensi manusia yang mencangkup intelektual, fisik dan kemauan untuk maju. Dalam kaitanya dengan ini Muhammad Iqbal menjelaskan beberapa pemikiranya tentang kehendak kreatif. Hidup adalah kehendak kreatif yang oleh Muhammad Iqbal disebut dengan Soz. Yaitu diri yang selalu bergerak kesatu arah. Aktivitas kreatif, perjuangan tanpa henti dan partisipasi aktif dalam permaslahan dunia harus menjadi tujuan hidup. Berkat kreativitas itulah manusia telah berhasil mengubah dan menggubah yang belum tergarap dan belum terselesaikan dan mengisinya dengan aturan dan keindahan.
4.    Tujuan pendidikan harus mampu memecahkan masalah-masalah baru dalam kondisi perorangan dan masyarakat atau menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.

c.    Metode Pembelajaran
Metode pendidikan merupakan bagian dari alat-alat pendidikan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode pendidikan didasarkan pada tingkat usia anak didik berdasarkan pertimbangan periode perkembangan anak didik. Adapun metode pendidikan yang sesuai menurut Muhammad Iqbal adalah:[4]

1.      Self activity: metode yang terbuka bebas bagi keaktifan sendiri. Metode ini di gunakan untuk mencari potensi diri atau mengembangkan potensi diri peserta didik dengan kebebasan mengembangkan kreativitas sesuai dengan yang di kehendaki.
2.   Learning by doing. Jenis pengajaran yang di kehendakinya adalah menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengundang mereka untuk bekerja dengan penuh kesdaran akan tujuan yang di galinya dari sumber yang tersedia dalam lingkungan mereka. Metode eksperimen sangat di butuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan pengetahuan tidak hanya sekeder bersifat teoritis saja akan tetapi perlu pembuktian dan aktualisasi.
3.  Tanya jawab: Menurut Muhamamad Iqbal pendidikan harus mampu untuk mencetak pribadi yang kritis, yaitu terus bertanya dan tidak begitu saja menerima pandangan atas dasar kepercayaan belaka.
4.  Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari sesuatu dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah masalah, kemudian di bahas dari  yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan harus ditinjau dari berbagai macam segi agar tuntas dalam melibatkan mata pelajaran yang ada kaitannya sebagai sumber dari pemecahan masalah tersebut. Metode pengajaran seperti metode proyek, sepanjang bertopang pada kegiatan yang tertuju kepada sasaran, lebih besar kemungkannaya untuk mengembangkan sikap intelektual yang tepat daripada metode tradisional yang lebih mengutakan ingatan serta cara belajar yang pasif.
5.   Metode pemecahan masalah atau problem solving . Bukan hanya sekedar metode berfikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainya yang di mulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

d.        Peserta didik

Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui proses pendidikann. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pendidikan khususnya pada peranan peserta didik adalah berpangkal pada kebebasan manusia. Manusia merupakan ego yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri dengan segala konsekuensinya. Dengan kebebasannya itu, peserta didik memungkinkan untuk diarahkan agar memiliki kreativitas berfikir tinggi sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai tantangan dimasa sekarang dan akan datang yangmerupakan dampak negatif dari globalisasi dan industrialisasi. Muhammad Iqbal sepenuhnya meyakini besarnya nilai kebudayaan suatu masyarakat terhadap pendidikan serta terhadap hak pengembangan idividu. Muhammad Iqbal mengharap agar sekolah dapat membina dan mengembangkan pribadipribadi yang bebas, berani dan kreatif.

e.     Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepoada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT.
Muhammad Iqbal berpendapat bahwa tumbuh kembangnya individualitas tidak mungkin terjadi tanpa kontak langsung dengan lingkungan yang konkrit dan dinamis.
Sikap pendidik yang baik menurut Muhammad Iqbal adalah dengan jalan membangkitkan kesadaran yang sungguh pada anak didiknya berkenaan dengan aneka ragam relasi dengan lingkungannya dan dengan jalan demikian merangsang pembentukan sasaran-sasaran baru secara kreatif.
Muhammad Iqbal kurang menyetujui pendidikan sistem kelas, maksudnya guru yang mengurung siswanya diantara keempat dinding kelasnya. Hal ini dikarenakan bahwa anak perlu berhubungan dengan alam dalam setiap proses belajarnya, yaitu untuk menumbuhkan kreativitasnya.[5]
5.        Analisa Pemikiran
Ajaran dinamisme yang diserukan oleh muhammad iqbal sebenarnya tidak bertentangan dewngan islam. Alqur’an senantiasa menyalurkan pemakaian akal terhadap  ayat atau tanda yang terdapat dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang menjadi malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda itu akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang . konsep islam mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Kemajuan serta kemunduran dibuat tuhan silih berganti diantara bangsa-bangsa yang mendiami bumi ini. ini mengandung arti dinamisme.
Islam menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam ini bersifat statis. Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia. Dan prinsip yang  dipakai soal gerak dan perubahan itu ialah ijtihad-ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan islam.
Faham dinamisme islam yang ditonjolkan inilah yang membuat iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan diindia. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat islam supaya bergerak sedangkan hukum hidup ialah menciptakan, maka iqbal berseru kepada umat islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif itu lebih baik dari pada islam yang tidur. Dan iqbal juga menyebutkan jalan yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan luar.
Dan demikian pemikiran muhammad iqbal untuk mendirikan negara sendiri akhirnya terwujud setelah sepuluh tahun ia meninggal dengan nama negara Pakistan.[6]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, India, pada tanggal 9 November 1877, dan wafat pada tanggal 21 April 1938. Beliau merupakan tokoh ilmuan besar yang berpengaruh di pakistan saat itu . diantara idepokok pemikiran beliau adalah Keseimbangan Jasmani Dan Rohani, Pendidikan watak,  Pandangan kreatif tentang pendidikan dan ketuhanan.
beliau juga sosok tokoh yang banyak menyumbang pemikiran terhadap pendidikan yang diantaranya yaitu mencakup tentang kurikulum, tujuan pendidikan, metode pendidikan, peserta didik dan pendidik.


















DAFTAR PUSTAKA
·      Herry, Muhammad, dkk. 2006. Tokoh- Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema Insani Press
·      Solahudin, sugeng, 2008.  Teori dan model kepemimpinan dalam Pendidikan Islam, pekalongan: STAIN PRESS
·      salahudin, anas, 2011. Filsafat Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia
·      Saiyidain, K.G; 1981. Iqbal Educational Philosophy, penerjemah : M.I Soelaeman, Bandung: CV Diponegoro



[1] Mohammad Herry, tokoh-tokkoh islam yang berpengaruh pada abad  20, (jakarta, Gema Insani Press, 2006) hlm 237
[2] M. Sugeng Solahudin, Teori dan model kepemimpinan dalam Pendidikan Islam, ( Pekalongan: STAIN PRESS, 2008), hlm 166-167
[3] Ibid, hlm 169-172
[4] Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan,( Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) hlm 179
[5] K.G Saiyidain, Iqbal Educational Philosophy, penerjemah : M.I Soelaeman, ( Bandung: CV Diponegoro, 1981 ), hlm 90
[6] M. Suggeng solahuddin, teori dan model kepemimpinan dalam pendidikan islam, (Pekalongan,: STAIN PRESS, 2008)hlm 172-178